Data di Lingkungan AI Butuh Pengamanan Unik, Bukan Sekedar Anjing Penjaga

AI sedang mendorong revolusi dunia bisnis, membantu berbagai perusahaan mengotomatiskan berbagai tugas, menghasilkan insight, dan mendorong inovasi dalam skala besar. Namun, ketika pemanfaatan AI meningkat, risiko yang terkait dengan cara AI dalam menangani dan memindahkan data semakin besar.

Menurut laporan oleh McKinsey, risiko keamanan siber AI adalah salah satu kekhawatiran terbesar karyawan dan pemimpin perusahaan. Laporan Global GenAI dari NTT Data, mengungkapkan bahwa keamanan siber dan masalah privasi dalam implementasi AI adalah dua masalah kepercayaan terbesar yang memengaruhi penggunaan AI oleh industri-industri global, termasuk Indonesia.

Dengan semakin banyaknya data mengalir di seluruh ekosistem AI yang kompleks, para pemimpin IT harus memahami bahwa mengelola dan mengamankan data membutuhkan pendekatan perlindungan data holistik, baik melalui arsitektur data lakehouse modern atau strategi pengelolaan data multi-cloud.

Ketika AI semakin terintegrasi dalam proses bisnis, metode tata kelola data tradisional sudah tak cukup. Perusahaan-perusahaan harus berusaha meraih visibilitas, kontrol dan resiliensi yang berkelanjutan – atau mereka berisiko kehilangan kendali ketika lingkungan yang digerakkan AI semakin kompleks.

Tidak seperti sistem data tradisional, di mana informasi biasanya disimpan dan diakses dengan cara-cara yang bisa diprediksi, AI bekerja dengan cara yang jauh lebih cair dan cepat. Model AI akan terus-menerus menarik, memproses, dan menghasilkan data di berbagai lingkungan – on-premise, platform cloud, dan bahkan layanan AI eksternal – dengan kecepatan dan skala yang melampaui pendekatan keamanan tradisional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *